Monday 5 October 2009

TAKDIR


Aku coba mengubah langkah lambat ini

Demi sesuatu yang terharap berderap

Dengan akal dan pikir sekuatnya

Demi waktu yang terus menghindar

Sesuatu terjadi dan terus terjadi

Seperti aliran air atau arusnya

Tak terbendung ke segala arahnya

Dan aku hanya menjalani jalannya

Tugasku hanya menjalani

Keputusanku tak selalu berarti

Dan Dia mengerjakan dalam Jaiz-Nya

Aku hidup dalam kehidupan-Nya

Sesekali aku berontak

Dengan langkah yang tak seperti terharap

Dan semua hilang pergi

Apa yang bertahun-tahun aku pikir aku usahakan

Semua sirna dan dalam sekejap

Pergi dariku dan tak kembali

Mereka bilang itu takdir

Dan itu perilaku Dia yang Berkehendak

Apa yang Dia berikan adalah keniscayaan

Dan tak terganggu dalam usaha makhluk-Nya.

RAMADAN

Ramadan hampir berakhir

Tetapi apa yang sudah aku usahakan?

Tetapi apa yang telah aku dapat?

Selama ramadan ini, tak banyak

Bukan karena bulan yang tak berkah

Tetapi qalbu ini mungkin telah lama mati

Dan tak berharap derap dengan hadirnya ramadan ini

Dan semua berakhir

Begitu saja

Apa kau menjadi insan yang berbeda

Dengan ku

Dan semua menjadi harapan yang selalu diharap-harap

Harapan ini menjadi kemenangan harap

Tak berarti mati suri

Tetapi jiwa ini telah dibutakan

Oleh sesuatu yang mereka sebut dunia

Atau kesombongan yang terus menyelimut

Taubatan nasuha, adalah impian

Tetapi semua berakhir dengan kegagalan

Hidayah itu

Belum datang

Dan tidak mudah

MENANG JUDI………….. ALHAMDULILLAH…………..

MENANG JUDI………….. ALHAMDULILLAH…………..

Suatu hari yang cerah, di sebuah perkampungan kumuh di pingiran metropolitan yang kejam, Pak Haji sedang jalan-jalan sore sambil beramah-ramah dengan warga setempat. Keberagaman warga merupakan pemandangan biasa sehari-hari. Dari tukan ojek, tukang becak, kaki lima, sampai orang kantoran, semua tersedia di kampung tersebut. Dari copet, maling, perompak sampai polisi gadungan juga tertata berantakan di kampung tersebut.

Ketika Pak Haji sedang berkelakar dengan warga, tiba-tiba datang salah seorang warga lain yang masih setengah baya dengan wajah kumuh, dan acak-acakan.

Pemuda : “Assalamu'alaikum Pak Kaji” sapanya

Pak Haji : “Wa’alaikum salam”, sahut Pak Haji

Pemuda : “Pak Kaji, Pak Kaji, anakmu judi” tambahnya

Pak Haji : “Masya’allah”

Pemuda : “Tapi dia menang Pak Kaji”

Pak Haji : “Alhamdulillah”

Pemuda : …???????????

KEMBARA


Semua yang terjadi di perjalanan ini

Laksana untaian mimpi dalam malam terilhami

Dan semua jejak pelangi yang telah terlupakan dari qalbi

Kini terus mengilhami jalur takdir haqiqi

Karena waktu takan terhenti sedetik pun

Langkah terus terjalan dan terbangun

Demi waktu yang akan selalu mengalun

Rona pengembaraan ini warnai pengampun

Sadari waktu telah hampir gelap

Dan semua semesta akan terlelap

Tetapi langkah ini harus senantiasa tegap

Demi masa depan yang terus berderap

Di akhir pengembaraan terlarang

Terus berharap sesuatu akan mendatang

Dan pengembaraan ini tertunda untuk datang

Sampai semua memulai sejak awal datang

Tak terpahami

Semula terpikir sudah terhenti

Ternyata langkah ini tak terakhiri

Laksana siklus yang terus mengitari

Terang gelap itulah rona

Seperti atas bawah yang terus menggoda

Perjalanan pengembaraan ini akan terus ada

KEMBALI

Apa yang kita merasa memilikinya

Itu hanyalah fana

Apa yang kita merasa bisa

Itu bukan kemampuan kita

Dan apa yang kita usahakan

Bukan kita yang putuskan

Dia Memberi dan Mengambil

Seperti apa yang Dia Kehendaki

Dan usaha kita hanyalah usaha

Buka kita yang putuskan

Bertahun-tahun kita kembangkan

Ribuan hari kita perjuangkan

Ribuan warna kita kumpulkan

Dan dalam sekejap

Semua hancur dan pergi dari kita

Tak kembali

Apa yang kita usahakan bertahun-tahun

Musnah sudah dalam detik

Dan semua itu, adalah Kehendak Dia

Ujian atau cobaan?

Teruslah berpikir dan instrospeksi

Tetapi bukan kita yang putuskan

JATUH…. DISERBU SISWA …


JATUH…. DISERBU SISWA …

Waktu itu hari Selasa, jatah aku mengajar di SD 1 Kumejing Wadaslintang. Perjalanan dari rumahku sekitar 20 menit dengan sepeda motor jika kondisi jalan narmal, alias kering. Tak ada kemacetan dengan kendaraan lain. Jika macet lebih karena jalan yang licin berlumpur. Sehari sebelumnya germis di desa tersebut, dan jalan yang masih rolak batu masih sedikit licin.

Perjalannku biasa-biasa saja tanpa kendala, sampai di lingkungan sekolah. Sekolah tersebut akan di ketinggian sekitar 10 m dari tanah sekitar. Selain itu, desa Kumejing memang desa perbukitan dengan topografi yang kasar. Di pintu gerbang yang menanjak yang sudah disemen, panjangnya 2 m dan lebar 40 cm, ternyata licin banget tuh, karena ban motor aku yang basah. Auh… ternyata lagi, ban belakang aku selip dan brakkkkkkkkkkkkkkk gedubrak, motor aku jatuh. Tanpa aku mau ambil resiko jatuh, aku biarkan saja tu motor. Anak-anak yang sedang bermain di halaman sekolah, langsung menyerbu aku. “Pak Gulu jatuh”, teriak mereka spontan. Dan mereka beramai-ramai mengangkat motor aku yang tergeletak tewas di tanjakan licin tersebut. Akhirnya ………… berhasil naik tu motor, dengan luka sedikit dan kotor. Jadi mualu …. deh di poyoki anak-anak sak sekolahan.

OFF ROAD, SETIAP SAAT DI WADASLINTANG

OFF ROAD, SETIAP SAAT DI WADASLINTANG

Lancar adalah nama desaku. Salah satu desa terluas dan terbanyak jiwanya di kecamatan Wadaslintang kabupaten Wonosobo. Tetapi, Anda akan kaget, karena jalan menuju ke sana tidak lebih baik dari jalur track kendaraan off road. Pada musim penghujan, jalan ini dipenuhi dengan lumpur yang dalam. Dan genangan air di sana sini. Tak banyak yang berubah sejak tahun 2002 ketika jalan ini pertama kali di aspal sampai sekerang sudah hancur lebur jadi kubangan kerbau.

Sayangnya pemerintah belum tergugah untuk mengatasi hal ini. Mereka yang sempat datang ketika musim kampanye, hanya mengumbar janji-janji saja. Hasilnya? Belum tampak tuh.

Padahal desa Lancar ini termasuk desa terluas dengan wilayah hutan Perhutani terluas di kecamatan Wadaslintang tersebut. Hasil kayunya juga termasuk yang terbesar di Wadaslintang, selain itu, penghasilan nilamnya juga yang terbaik di Wadaslintang. Sayang sekali, mereka yang punya wewenang dan dana, hanya melirik dan segera menjauh, seakan belum pernah melihat kondisi ini.

Namanya ja yang lancar, kondisinya? ruarrrrrrrrrrrr biasa macet………!!!!

SAYGON, MAKANAN ANEH TERPENDING

SAYGON, MAKANAN ANEH TERPENDING

Lebaran ini dan lebaran-lebaran sebelumnya, selalu tersedia kue wajib ala desa kami. Mereka menyebutnya “SAIGON”. Seperti nama dari Chines saja. Makanan ini terbuat dari tepung beras dan diberi bumbu seperlunya, kemudian di oven sampai matang. Bentuknya persegi panjang, dan berwarna putih abu-abu.

Meski ini makanan tradisi, tetapi selalu tersingkirkan dalam jajaran kue di meja ketika lebaran. Penganan ini akan baru di makan ketika penganan yang lain sudah habis, karena itu, saigon ini menjadi makanan terakhir. Bukan karena istimewa, tetapi karena taste-nya kalah saing dengan kue pasaran lainnya.

Aneh, memang di desa Lancar Wadaslintang ini, semua berusaha membuat saigon tersebut untuk menjaga tradisi lebaran, tetapi tak berusaha untuk memakannya. Hanya jadi menu terakhir setelah H+7.